1. Rasulullah saw selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan, seperti
solat berjama’ah, solat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an
dan sebagainya.Rasululah saw bersabda:
“Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan,dibelenggulah syaitan dan
jin, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dibukalah pintu-pintu syurga,
kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan kebaikan, datanglah!!
dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!! (artinya,
engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan
ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang
dikehendakiNYA dari api neraka. (Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi)
2. Rasulullah saw melipatgandakan amal perbuatan yang baik, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw. bersabda;
2. Rasulullah saw melipatgandakan amal perbuatan yang baik, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw. bersabda;
“Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh
keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu
bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan
malam-malamnya. Maka barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada
bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan
lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib,seakan-akan ia
mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain.”
Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
3. Rasulullah saw sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. Diceritakan bahwa kebaikan beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak rahmat, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau.
4. Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Rasulullah saw bersabda:
Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
3. Rasulullah saw sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. Diceritakan bahwa kebaikan beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak rahmat, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau.
4. Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Rasulullah saw bersabda:
“Saat-saat berbuka adalah saat yang paling tepat dan mujarab bagi orang
yang berpuasa untuk berdoa.” Dan doa yang selalu diucapkan ketika berdoa
adalah “Ya Allah, hanya keranamu aku berpuasa, dan dengan rezekimu aku
berbuka, telah hilang haus dan dahaga, maka tetap hauslah pahala bagiku,
ya Allah!!”.
5. Rasulullah saw selalu tadarus (membaca al-Qur’an). Setiap malam bulan Ramadhan Malaikat Jibril as. selalu datang menemui Rasulullah saw., dan bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti. Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan solat malam (tahajjud).
6. Rasulullah saw meningkatkan kesungguhan ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal mana dilaksanakan untuk meraih terutama lailatul qadar. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
5. Rasulullah saw selalu tadarus (membaca al-Qur’an). Setiap malam bulan Ramadhan Malaikat Jibril as. selalu datang menemui Rasulullah saw., dan bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti. Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan solat malam (tahajjud).
6. Rasulullah saw meningkatkan kesungguhan ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal mana dilaksanakan untuk meraih terutama lailatul qadar. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penuh
keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia
lakukan.” Seperti kita ketahui, bahawa ibadah pada malam ini sama
nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya. Dan doa yang paling
afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah,
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka
memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah.
(Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘annaa yaa
kariim).
Diriwayatkan: barang siapa yang salat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu. Riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan separuh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.
Itulah beberapa jejak Rasulullah saw pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya Rasululah saw mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa. Di samping itu beliau juga mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Bahkan beliau memperingatkan dengan sabdanya:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan
perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan
orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu,
kecuali ia hanya merasakan lapar dan dahaga saja.” Diriwayatkan: barang siapa yang salat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu. Riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan separuh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.
Itulah beberapa jejak Rasulullah saw pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya Rasululah saw mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa. Di samping itu beliau juga mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Bahkan beliau memperingatkan dengan sabdanya:
Demikianlah, semoga Allah swt. menerima dan melipatgandakan amal ibadah kita, dan semoga Allah swt. memberikan kekuatan di dalam menjalankannya. Salawat serta salam ke atas Nabi kita Muhammad saw. Walhamdulillahirabbil’aalamiin.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan